Kotaku kebanjiran dimana-mana.
Parah
Padahal kotaku begitu indahnya. Dulu dipinggir jalan banyak kolam-kolam teratai yang luas. Empang. Dan Sedikit hamparan sawah. Hari beranjak, kolam-kolam itu ditimbun. Empang dan sawah entah pindah kemana. Sekarang yang terlihat dipinggir jalan adalah deretan Ruko yang seluruh bagian depan halamannya pun ditutup rapat dengan paving block.
Kemarin, semuanya sibuk mengeluhkan air yang tiba-tiba melimpah, merendam semua yang berada dibawah ketinggian timbunan. Siapa yang salah?
Pembangunan memang niscaya. Ruko itu perlu. Menimbun juga perlu. Tapi, sebelum semua terlambat dan benar-benar tak selamat, adakah lebih baik dari sekarang mulai dipikirkan jalan untuk menyelamatkan kota kita? Jangan mengeluhkan air. Mulailah bersahabat dengan air. Karena kita juga butuh air.
Bilang saya sok tau. Tapi inilah yang saya pikirkan.
Perlu segera menganalisi: Luas area wilayah banjir. Sumber aliran air. Arah aliran air. Sejarah lokasi tampungan air.
Lalu: Rancangan jalur kanal aliran air. Rancang lokasi tampungan air. Rancang sterilisasi lokasi aliran air dan tampungan air. Rancang aturan ketat pembangunan yang tidak boleh membangun didaerah steril itu, Penghijauan, dan aturan pembangunan yang sinergis dengan drainase kota.
Terapkan segera
Jaga
Together #saveourcity
Setujuuuuuuuu...
BalasHapusAda kata rukooo, berarti Makassar? Hehe..
thanks for sharing keep it up
BalasHapustop 3 bulk email company in rai