Agenda
jalan-jalan weekend pekan lalu kami isi dengan menghadiri talk show
yang menjadi rangkaian ITB Fair 2012. Kay sudah memulainya dari hari
kemarin dengan menonton festival film indie, sayangnya saya jadi tidak
mood untuk ikut karena tiap sesinya selalu mulai 15 menit sebelum waktu
sholat.
Kali ini kami lebih banyak dari biasanya, tetap
ada Kay, Wawa, Yulia, Jojo, Wulan, Iqbal, Rio dan Wahyu. Disaat terakhir
Ita menyatakan diri tidak jadi ikut karena ada kerjaan lalu tempatnya
digantikan Diki, dan Martha yang harus survey ke Surabaya trus tempatnya
digantikan Arul. Nabil yang katanya g pengen ikut karena mau balik ke
Jakarta, jadi g bisa ikut karena tiket sold out.
Dimulai di pagi hari kurang dari jam 9 pagi.
Begitu
kami datang, abang Ferry Curtis sudah nembang dengan gitarnya ditemani
petikan melodi kawannya di atas panggung. Terpesona.
Jam 9 lewat sedikit Acara dimulai.
Susunannya kurang lebih seperti ini,
- Pembukaan
- Talkshow Technopreuner
- Talkshow Sosiopreuner
- Talkshow Creativepreuner
Pembukaan
dihadiri banyak tokoh penting, Pak Rektor ITB, Pak Gubernur Jawa Barat,
Pak Kepala Bappeda Jawa Barat yang juga guru besar ITB, Pak Menteri
Komunikasi dan Informasi, Kang Presiden KM ITB, dll.
Dimulai
dengan menyanyikan lagi Indonesia Raya oleh seluruh peserta yang hadir
lebih dari 2000 orang. Sayangnya moment ini di rusak oleh Diki, yang
dengan suara lantang dan serius menyanyikan lagu Indonesia Raya versi
boyband Il Volo
Kami
jadi g bisa nyanyi karena menahan tawa, tiga orang gadis dua baris
didepan kami juga sibuk tertawa, orang-orang disekitar kami jadi
menoleh. Lebih parah lagi, mb dirigenya jadi lupa kalo bait terakhir
lagu ini harus diulang dua kali!
Ya lupakan. Setelah
itu, memang masih ada lagi kelakuan Diki yang memalukan, seperti
menuliskan kata "Waktu Habis" besar-besar di atas kertas (yang
seharusnya ditulis oleh panitia di ruang kontrol di atas sana. red) dan
menunjukkannya pada pembicara di atas panggung, yang membuat pembicara
panik dan buru-buru menyelesaikan presentasinya.
Selain itu semua berjalan seperti yang direncanakan.
Sebenarnya
ada alasannya. Diki ikut talk show ini sebenarnya cuma satu alasan,
yaitu akan ada pak BJ Habibie. Tapi entah kenapa tanpa pemberitahuan,
tiba-tiba saja nama pak BJ Habibie hilang dari daftar nama pembicara
pada hari itu. Setelah sesi makan siang, Diki menghilang, dan mucul lagi
pada sesi terakhir. Dasar!
Ini beberapa hal yang menarik perhatian saya dari tiap pembicara yang hadir.
Tifatul Sembiring
Pidato yang cukup lama menurut saya, satu setengah jam mungkin? tapi dibawakan cukup baik dan tidak membosankan.
Ternyata memang khas pak Tifatul adalah pantun. Juga diakhiri dengan best ending.
Pak
Tifatul membicarakan bangaimana cara menyatukan dan memajukan
Indonesia, beliau mengungkapkan langkah-langkah kongkritnya yang bisa
diwujudkan seperti Philosophy, Vision, Strategy, Resource, dll.
Tapi saya punya pendapat sendiri tentang kenapa Indonesia kurang
semangat untuk maju. Indonesia ga punya musuh yang sangat keren untuk
dikalahkan. Kalo musuhnya cuma Malaysia, ga akan bisa maju seperti Korea
yang setiap hari bertekad mengalahkan Jepang.
Ferry Curtis
Kata Kay, bang Ferry ini Iwan Fals wannabe banget. lirik lagunya, sampai suaranya.
Buat saya, mendengar petikan gitarnya (terutama petikan gitar temannya bang Ferry) membuat saya meleleh.
Melihat
bu Martha secara langsung, memang pantas beliau mengembangkan produk
kosmetik sebesar ini. Cantik dan menarik, berbicara dengan luwes dan
hangat.
"Saya dianggap bodoh karena dulu tidak bisa masuk UI. Karena itu saya belajar terus. Sekarang malah saya yang jadi dosen di UI."
Pengembang
bisnis nano teknologi dan pembentuk masyarakat nano Indonesia. Pak
Taufik emang keren banget. Dia selalu berusaha jadi nomor satu, di
Jepang pun dia jadi nomor satu. Candaan bersama teman-temanya semasa
sekolah dulu,
"yang dapat nilai A jadi Professor, yang dapat nilai B jadi Pengusaha, dan yang dapat nilai C jadi Owner."
Kalo kata beliau, yang dapat nilai B dan C saja bisa jadi Pengusaha dan Owner, yang dapat nilai A bisa jadi semuanya.
Nadia Saib
Nama kosmetik naturalnya Wangsa Jelita, dari hal yang dia sukai bersama teman-teman farmasi ITBnya. Pesan mb Nadia,
"mulailah dari apa yang kalian sukai."
Ada
satu hal yang saya tangkap disini, ternyata merek dagang yang
berhakhiran vokal A, lebih catchy dan elegan untuk bisa diterima dan
bertahan di pasaran.
Sedikit yang bisa saya tangkap dari pemaparan pak Bambang, karena saya tiba-tiba mengantuk dan tidur.
Yang
saya Ingat, beliau penggerak Bina Swadaya Masyarakat, yang mengajak
masyarakat aktif berkarya untuk lepas dari kemiskinan. Dan menerbitkan
majalah TRUBUS, majalah tentang pertanian dan segala halnya.
Pak
To yang membuat saya terbangun. Beliau mengaku sebagai orang gila, dan
mengajak semua yang hadir untuk juga menjadi orang gila, dengan yel
yelnya,
"Saya orang gila, gila orang saya. Kalau tidak gila, itu bukan saya."
Beliau
pemilik Joglo Tani di Yogyakarta. Beliau menunggu belasan tahun menjadi
guru olahraga, baru kemudian benar-benar kembali kepada minatnya di
dunia pertanian dengan medirikan Joglo Tani.
pak To bilang, harus punya I 6 pelayang seksi
"Impian, Iman, Ikhtiar, Ibadah --> Ijabah"
Habibie Afsyah
Kalian
tahu siapa dia? Pertama kali melihat mas Habibi lewat di samping kursi
saya, di dorong dalam kursi roda oleh ibunya, kurus, dan terlihat tak
berdaya, masih sangat muda. Saya pikir dia juga salah satu peserta talk
show.
Ternyata dia adalah internet marketer dengan penghasilan 100.000 USD.
Dia
berketerbatasan, semua orang tahu itu, tapi dia tidak pernah
menyebut-nyebut hal itu. Dia berbicara akrab dan bercerita dengan tenang
dan lucu, padahal memengang mic dengan benar saja terlihat kesulitan, tapi saya yang melihatnya sebagai penonton, jadi tidak mempermasalahkan semua itu.
"Kalo
pak To bilang orang bodoh kalah sama orang pintar, orang pintar kalah
sama orang cerdas, orang cerdas kalah sama orang gila, orang gila kalah
sama orang nekad. Kalo kata saya, orang nekad masih kalah dengan orang
kepepet. Saya bisa berada disini karena tadinya saya kepepet."
"Saya
termasuk orang yang amburadul, karena dulu saya juga malas sekolah.
Tapi orang amburadul itu bukan punya masa depan yang suram, hanya saja
tidak akan sukses kalo jadi karyawan."
"Sukseskan diri dulu, baru berbagi sukses dengan orang lain"
Buat saya, ibunya mas Habibie adalah ibu yang paling keren.
Diawali dengan standup
komedi oleh Ernest Prakasa, yang sayang sekali hanya saya dengar dari
luar dengan tidak jelas. Karena makan siang yang terlambat, dan waktu
sholat ashar.
Sesi ini adalah sesi yang paling menarik, paling seru, paling antusias.
Si Diki tiba-tiba sudah duduk manis di kursi depan.
Sayang sekali saya melewatkan obrolan dengannya, saya masih makan dan solat.
Dia pendiri Stand Up Comedy Indonesia. Dibagian akhir, ada statement dia yang menarik.
Tiba-tiba
saja saya memutuskan untuk nge fans sama pak Sujiwo Tejo. Beliau
percaya klenik, beliau percaya karma, beliau sangat Indonesia. Beliau
membawakan sebuah lagu dengan tuts keyboard dengan menggunakan tangga nada Jawa. Teman saya bilang, kamu sudah gila.
Tapi coba simak apa yang beliau katakan,
"Klenik
itu pasti ada logikanya, hanya saja orang-orang dulu belum tahu cara
membuktikan logika itu. Cobalah ilmuan saat ini, jangan hanya di cemooh,
tapi teliti dengan ilmu yang kalian miliki. Pasti ada kebenarannya."
"Jangan menghujat sesuatu dengan kebencian, pasti kau akan rasakan Karmanya."
"Pacaranlah sama Tuhan, pasti kau akan dibantu."
"Passion,
meskipun tidak menghasilkan uang sekarang, jangan putus asa! Masa depan
kita ada di belakang, dan akan ada orang-orang yang yang percaya dengan
kita yang selalu membatu kita."
Kata Wawa, "temen-temenku bilang aku mirip sujiwo tejo, harusnya aku minta photo bareng"
Raditya Dika
Dia
konyol, iya. Kata-katanya sama seperti yang tertulis dalam bukunya.
Sekali dia bicara saja sudah jadi banyak cerita yang bisa jadi buku.
Aslinya memang lucu. Tapi Radit g hanya lucu, dia cerdas, dia bisa
berfikir untuk mengembangkan kesukaannya akan 'tertawa' menjadi peluang
bisnis. Dia membuka beberapa perusahaan sosial enterpreuner, dan ternyata penerbit Bukune itu punya Radit. Dia juga bareng dengan Ernest di Stand Up Comedy Indonesia.
"Kreatif itu Jangan berfikir Malas"
"Bukan menjadi lebih baik dari orang lain, tapi bagaimana menjadi BERBEDA."
Pada
sesi tanya jawab, pertanyaan didominasi oleh penggemar Radit, salah
satunya bilang, "K Radit paling ganteng sedunia, mau minta photo
bareng."
Semunya menyoraki " Ciee......"
kata Radit, " Kenapa harus cowok yang ngomong begini."
Bachtiar Rahman
Beliau
ini adalah produser film. Memproduseri film dengan niat baik, bukan
hanya mencari untung. Termasuk orang nekat kalo saya bilang. Modal untuk
memproduseri sebuah film kan gila-gilaan.
Salah satu film yang beliau produseri adalah LASKAR PELANGI, kesukaan saya.
Tadinya
beliau memperkirakan modalnya hanya butuh 2,5 M, paling tidak jadi 3 M.
Makanya okeh. Tapi ternyata anggaran yang diajukan adalah 8,3 M. Karena
sudah terlanjur bilang okeh, jadi g bisa mundur. Lalu biaya membengkak
jadi 9 M. Agak sedikit stres juga, karena sponsor juga kurang, tapi niat
baik beliau untuk film edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia, beliau bilang tidak apa-apa.
Akhirnya ternyata filmnya sukses!
Target 1 juta penonton, jadi 4,2 juta penonton. Untung besar.
Saya juga baru tahu, sekali tayang, film layar lebar di tivi itu sampai 1,5 M. Gilak!
Ternyata beliau juga yang menjadi promotor konser Maher Zein di Indonesia, padahal baru tahu dua pekan.
Yang paling membuat saya terkesan adalah, saat beliau bilang
"Ga menerima sponsor rokok."
Kereeeenn.....
Ridwan Kamil
Pak
Emil, dosen studio saya. Tapi saya belum pernah dibimbing langsung oleh
beliau. Kalo kata teman-teman saya, Arsitek Seleb. Karya-karya beliau
memang future dan green dan sering tampil jadi bintang iklan di tivi.
Beliau
sukses mewujudkan mimpi masa kecilnya bisa mengunjungi 100 kota dunia
sebelum usia 40 tahun. Pelopor Indonesia Berkebun. Dan mengembangkan
desa binaan bukan hanya perbaikan lingkungan dan bangunan, juga
perbaikan manusianya.
Beliau juga sepertinya menjadi murid kebanggaan dosen kesukaan saya.
Kata Pak Emil, dia jadi Arsitek cuma sampingan. Saya percaya.
"Sukses = 10.000 jam latihan."
"Sukses jangan cuma buat diri sendiri, tapi juga buat Indonesia."
Yulia tiba-tiba bilang, mau minta photo bareng juga dengan pak Emil.
Saya bilang, kamu bisa ketemu dia setiap hari di kampus.
Dari
awal sampai akhir sesi, kata yang paling populer adalah PASSION. Ini
adalah awal kita untuk melakukan sesuatu, dasar kita untuk memulai
sukses.
Yang menarik tentang passion dari Ernest Prakasa
"Apapun passion lo, harus membuat orang mengingat lo ketika mengingat hal itu."
Kata Yulia, passion dia di Arsitektur.
Passion saya di Indonesia.
sumber photo: