Malam minggu kali ini, aku nginap di Cimahi dalam rangka menghadiri walimatul ursy teh Patmah wati hari ahad pagi ini. Nginap di rumah Icha, bareng Maya.
Begitu masuk kamar Icha, tumpukan benang wool berbagai jenis dan beberapa pasang sumpit rajut tergeletak di atas meja belajarnya. Begitu menarik perhatian.
Jadilah malam minggu ini ku isi dengan belajar hal baru.
Merajut. ;D
Sangat kesulitan tapi menyenangkan. Mengautiskan diri.
Ini dia tahap belajarku.
Yang kita butuhkan adalah segulung benang wool, dan sepasang sumpit |
Tahapan pertama, ukur seberapa panjang rajutan yang ingin kita buat dengan menarik benang yang pendek. Lalu buat simpul. |
Ini hasil rajutanku semalaman ^,^ |
Maya yang jadi gurunya kali ini.
Dia mengajarkan dua teknik rajutan. Yang diatas ini adalah teknik 'knit'. Lalu teknik yang satu lagi adalah teknik 'pearl'. Jika dua teknik ini digabungkan, maka kita bisa membuat pola tekstur yang kita inginkan.
Kalau ingin belajar lebih lanjut, search Youtube, tutorial tentang merajut ada banyak.
Kalo sempat, boleh dicoba ^____^
Awalnya aku kira yang gambar benang hijau itu adalah ulat keket. Ahihi. :D
BalasHapushahaha... emang mirip ya
BalasHapusurusan gini emank cocok tuk wanita... *smile
BalasHapusPria pun tak menutup kemungkinan tuk belajar.
BalasHapusSaya Selalu suka dengan kreatifitas-kreatifitas tangan. Unik saya kira. Dan juga terlihat menyenangkan (jika dilakukan dengan senang dan kesabaran pula.. Hehehe..)
untuk mengerjakan karya besar memang butuh konsentrasi dan kesabaran ;)
BalasHapusayo arya belajar merajut juga :D
*langsung dibayangkan, langsung ketawa ngakak, hahahaha
Mau belajar juga ah.. ^_^
BalasHapussubhanallah, nice prakarya:) kukira tadi sejenis makanan....semacam pisang kipas bgitu...*dak mirip ya...btw,whats the meaning of "mengautiskan diri" ??
BalasHapusmengautiskan diri itu istilah anak2 galau arsitektur k..
BalasHapussama seperti penyakit medisnya yang sering menimpa anak2 dimana mereka tidak bisa berhubungan dengan dunia luar.
Saya kenal satu anak autis, adiknya tmnku.. dia g fokus, g ngerti omongan orang, dan suka marah2 ngamuk2 sendiri. sampai di terapi berkelanjutan, dan akhirnya terakhir sy ketemu, bisa diajak ngobrol walau nda fokus sama lawan bicaranya, bisa dibilangin, bisa makan sendiri.. dan menurutku sangat pintar untuk anak seperti dia ;)