Bila tulisan sebelumnya bercerita tentang perjalanan dan sedikit sekali tentang stasiun. Pada tulisan kali ini aku coba explore sedikit lebih jauh cerita tentang stasiunnya sendiri
Dari Stasiun Bandung
Stasiun Bandung, atau juga dikenal dengan nama Stasiun Hall. didirikan sejak tahun 1884, pada masa Pemerintahan Bupati Koesoemadilaga. Pada waktu itu stasiun bandung didirikan sebagai sarana pengiriman hasil perkebunan ke Batavia. Jalurkeretanya yang pertama adalah Bandung-Batavia, sebagai kereta pengiriman hasil perkebunan seperti kina, kopi, teh dan gula. Dengan pintu utama di selatan.
Selama perkembangannya sampai saat ini, Stasiun Bandung tidak hanya menjadi kereta barang Bandung-Batavia, tapi telah menjadi stasiun utama yang menghubungkan Kota Bandung dengan kota-kota lainnya di pulau Jawa. Peron baru pun di tambah dibagian utara, dan dibuatlah pintu masuk utara yang kini menjadi pintu utama Stasiun Hall.
Jika pada awalnya dulu pengguna Stasiun Bandung merupakan buruh perkebunan dan tuan kebun yang mengantar hasil perkebunannya,saat ini pengguna Stasiun kereta api sangat beragam. Dilihat dari jenis kereta yang berhenti di Stasiun ini, yang kebanyakan merupakan kereta Eksekutif dan Bisnis hanya beberapa kereta ekonomi, yang menuju berbagai kota besar di pulau jawa, maka dapat kita simpulkan bahwa pengguna Stasiun Bandung merupakan orang-orang yang berkepentingan dan berpendidikan baik. Suasana Stasiun yang apik dan fasilitas yang disediakkan juga menggambarkan hal itu.
Stasiun Bandung berpotensi sebagai stasiun wisata sejarah karena latar belakang sejarahnya, bangunan kolonialnya juga masih dijaga dengan baik. Juga banyak wisatawan asing maupun lokal senang menggunakan sanara transportasi kereta api untuk mengunjungi bandung, maupun keluar dari bandung menuju kota-kota lain. Letaknya juga sangat strategis, dilalui banyak angkutan umum.
*sumber:
survey
http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Hall
Ke Stasiun Gambir
Stasiun Gambir, didirikan pada tahun 1930an sebagai bagian dari fasilitas penyokong kawasan Gambir atau Weltevreden yang dikembangkan menjadi pusat pemerintahan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daen-dels, menggantikan Kota Lama Batavia yang pada saat itu semakin memburuk karena wabah penyakit. Dalam perkembangannya, jalur kereta api dari Jawa Barat dan Jawa Tengah dan pulau Jawa Lainnya mulai masuk ke Stasiun Gambir.
Pada tahun 1990an Stasiun Gambir direnovasi total, sebagai bagian dari proyek rel layang Lintas Tengah untuk kereta jarak jauh. Menjadikan Stasiun Gambir menjadi stasiun utama kota Jakarta. Memiliki tiga level lantai, dengan peron dan railway berada di lantai tiga. Disediakan pula banyak fasilitas retai pendukung, seperti restoran-restoran fastfood internasional, mini market, ATM center dan toko-toko makanan.
Tidak ada KRL maupun kereta ekonomi yang berhenti di Stasiun Gambir, semua kereta yang berhenti di Stasiun Gambir adalah kereta jarak jauh dari luar kota jakarta, dengan jenis kereta bisnis dan eksekutif.
Stasiun Gambir juga merupakan simpul transit intra-moda dengan adanya layanan bus menuju Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Jakarta.
*sumber:
survey
Buku desain dan konstruksi ARKONIN jilid 2
http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Gambir
http://bataviase.co.id/node/467927)
Menuju Stasiun Pasar Senen
Stasiun Pasar Senen, didirikan pada tahun 1924 hasil rancangan seorang arsitek J. Van Gendt, diresmikan pada 19 Maret 1925. Mulanya stasiun ini hanya berupa halte kecil milik BOS (Batavia Ooster Spoorweg Mij) untuk menunjang transportasi Pasar Senen yang telah ada sejak tahun 1733. Juga merupakan tempat perhentian sementara kereta api jalur Batavia-Bekassie yang dibuka tahun 1894. Juga satu-satunya stasiun kereta api peninggalan belanda yang memiliki basement underpas dari stasiun menuju peron.
Kereta api yang banyak berhenti di Stasiun Pasar Senen adalah kereta Bisnis dan Ekonomi dari berbagai kota dari pulau Jawa. KRL AC dan KRL Ekonomi juga berhenti di Stasiun ini. Para penumpangnya pun berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Walaupun tidak dapat menjadi alasan kekumuhan dan ketidak teraturan, namun hal ini juga sempat membuat Stasiun Pasar Senen terkenal sebagai stasiun yang kurang aman, rawan kriminalitas karena merupakan tempat berkumpul para preman. Pada tahun 2008, Stasiun Pasar Senen mulai melakukan pembenahan dan pada tahun 2009 pembenahan infrastruktur mulai di bangun secara serius.
Pada rencana perencanaan Stasiun Pasar Senen selanjutnya sebagai bagian dari proyek jangka panjang kawasan Senen, Stasiun Pasar Senen akan di desain ulang dan digabungkan dengan terminal senen dengan konsep TOD (Transportation Oriented Development). Sementara bangunan lama Stasiun Pasar senen (bangunan saat ini) akan di alih fungsi menjadi bangunan culture center, berdasarkan UU RI no. 5 tahun 1992 yang menetapkan Bangunan Stasiun Pasar Senen sebagai Bangunan Cagar Budaya.
*Sumber:
Survey
UDGL kecamatan Senen Jakarta Pusat
Profil Stasiun besar Pasar Senen GAPEKA th 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Pasar_Senen
http://www.jakarta.go.id/v70/index.php/en/bangunan-cagar-budaya/179-jakarta-pusat/1118-stasiun-kereta-api-pasar-senen
http://nasional.kompas.com/read/2009/01/04/18552250/stasiun.pasar.senen.dibuat.semakin.nyaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menurut kamu gimana? ^____^