Rabu, 22 Juni 2011

One day trip, to Kampung Naga

Tahun lalu, sebelum sekolahku dimulai, 'So' (my lovely aunty) bercerita tentang sebuah tempat yang bernama Kampung Naga. Dia berpesan, "pokoknya kamu harus kesana, bagus" katanya gitu. Maka sejak saat itu agenda ke Kampung Naga aku tulis dalam agenda wajibku selama sekolah disini.

Beruntung banget, Temen sebelah kamarku, Gilang anak Teknik Lingkungan lagi menggarap tesisnya yang berlokasi di Kampung Naga. Udah beberapa kali dia bulak-balik kesana, bahkan penelitian serius tinggal disana selama beberapa hari. Maka saat dia bilang akan kesana lagi, aku segera menawarkan diri untuk ikut ^___^

Hari itu hari ahad, kami keluar kost habis subuh. Masih gelap sepi dan dingin.. tapi karena hari ahad, jadi di jalan sudah banyak yang berolah raga, dan sayangnya angkot yang ingin kami naiki menuju ke pangkalan damri DU belum nampak sama sekali, mungkin supirnya juga ikut lari pagi. Kami jalan kaki dua blok ke DU dari Dago.

Bus pertama ke Jatinangor baru berangkat jam 6. Ini dia rutenya:
Kost Pelesiran --> DU  naik angkot Panghegar-DU Rp.1.500
DU --> Cileunyi naik Damri DU-Jatinangor Rp.5.000
Cileunyi --> Terminal Garut naik bis jurusan Garut Rp. 10.000
Terminal Garut --> Kampung Naga naik bis jurusan (Singaparna) Tasik Rp. 12.000

Bisa juga lewat rute lain,
Kost Pelesiran --> Terminal Cicaheum naik angkot Caheum-Ledeng Rp. 2.500
Terminal Caheum --> Kampung Naga naik bis jurusan Tasik Rp. 20.000
Lebih simpel, tapi karena kemungkinan bis ngetem lama di terminal, jadi kami memilih jalur yang ngga ngetem, karena mengejar salah satu upacara adat yang akan diadakan jam 9 pagi di kampung Naga.
Kelebihan lain, perjalanannya jd g terasa lama, karena pindah2 tiap 1 jam.

Jam10 pagi kami sampai, suasananya mendung menggantung.
Pintu gerbang dari jalan Garut - Tasik
Tugu, di sebelah kiri tugu inilah jalan menuju kampung naga
Dari pintu gerbang, masuk melewati tugu, kita harus turun jauh ke lembah melalui tangga-tangga batu yang tersusun sangat rapi. Sampai dibawah, kita akan bertemu sungai yang menikung dan di sebelah kanan d
an hamparan sawah di sebelah kiri, lalu sampailah kita di pintu masuk kampung naga.
Tangga turun menuju Kampung Naga
Jalan batu menuju kampung
Pintu Gerbang
Ternyata upacaranya sudah selesai. Upacara kali ini adalah membersihkan tempat leluhur, hanya laki2 saja yang kesana, dengan memakai baju longgar putih dan sarung sambil membawa sapu lidi dari pelepah nira. Perempuannya memasak dirumah, membuat tumpeng dan lauk pauk. Begitu para lelaki selesai, tiap2 rumah membawa makanan2 itu untuk didoakan berasama di surau kampung, lalu dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga.
Tak lama hujanpun turun dengan deras.....


Kami pulang setelah diajak makan siang sama satu keluarga yang sudah menganggap Gilang jadi keluarganya. Alhamdulillaaaah........
Hidangan yang telah didoakan bersama di surau kampung naga
Perjalanan pulang kali ini pun cukup menarik.
Naik bisnya tinggal nunggu di depan gerbang nyebrang jalan. Begitu naik, ternyata bisnya penuh. Aku dan Gilang akhirnya berdiri. Gilak! ini bis antarkota melewati jalan berliku dan penumpangnya harus berdiri. Aku lirik kanan kiri, laki2 banyak, tapi semuanya langsung pura2 tidur. Siyal! Cuma Gilang aja yang diberi tempat duduk sama bapak2 di barisan depan. Baik banget pak.... Yang lainnya malu dong.... hey! Aku cewek pake rok, huh...

Tapi ya udahlah.. kayaknya lumayan seru juga. Aku berdiri pegangan di tiang, pas didepan pintu belakang. Alhamdulillah bawa headset, selain g bosen bisa dengar lagu, lumayan keren juga kelihatannya. FUFU..
Yang berdiri cuma aku, bapak yang di depanku ini sama kenek di pintu samping kiriku
Sampai di Garut, beberapa penumpang turun, kami pun dapat tempat duduk.. Alhamdulillah.. perjalanan dua jam berikutnya bisa santai..
Habis magrib,kami sudah sampai kembali di kost dengan selamat..

Fakta-fakta:
  • Kalau mau hemat, nyaman dan bersama banyak orang mending sewa mobil aja dari Bandung ke Kampung Naga.
  • Naik dari Terminal Caheum lebih praktis dan hemat, tapi harus rela nunggu ngetem
  • Kalo dari Terminal Garut, jangan naik mobil ELP, muter2 dulu keliling Garut baru ke Tasik.
  • Tangga2 batu yang rapih menuju lembah Kampung Naga, dibuat oleh mahasiswa KKN.
  • Jumlah rumah dan penduduk Kampung Naga tidak bertambah, rumah2 itu adalah warisan orang tua, atau bisa menjualnya kepada orang lain yang masih kerabat yang ingin tinggal di situ.
  • Pagar bersilang2 yang mengelilingi kampung naga juga merupakan pagar pelindung dari segala makhluk jahat dan niat jahat, makanya kalo malam, walaupun pintu tidak dikunci, insyaallah aman
  • Penduduk Kampung Naga makan dari beras hasil sawah yang jenisnya sangat istimewa, bulat2 gendut. Sayur yang ditanam dihalaman, ikan yang diemapang-empang kecil, dan ayam di bawah rumah.
  • Jika disuguhi makanan atau minuman, segeralah diambil dan dimakan walau hanya sedikit, karena itu bentuk penghargaan kita pada tuan rumah.
  • Nasi tumpeng disini agak berbeda, nasinya putih dan diisi ayam kuning ditengahnya.
  • Mungkin tidak ada air putih disini, setiap rumah selalu menyajikan teh tawar yang tehnya di buat sendiri.
  • Dari segi Arsitektural, rumah-rumahnya sangat beradaptasi dengan iklim tropis, namun pengaturan rumahnya yang begitu padat dibeberapa bagian, hanya menyisakan lorong2 sempit antar rumah itu kurang baik.
  • Tamu-tamu yang menginap di kampung naga tidak boleh lebih dari 3 hari.
  • Tidak ada listrik dari PLN di kampung ini, tivi dan peralatan elektronik lainnya di operasikan dengan menggunakan aki.
  • Jika saat turun tangga begitu indah dan menyenangkan, saat naik tangga untuk berjalan keluar dari lembah kampung naga sangat penuh tantangan dan kesabaran.

    11 komentar:

    1. wah saya jadi inget jaman KKL dulu ke kampung naga.. jatuh hati dengan kesederhanaan warganya

      BalasHapus
    2. terimah kasih wisata blognya:)...mmm indah nian..nurul

      BalasHapus
    3. @pak Todi,Iya.. sayangnya cuma sesiangan kami disini, jadi saya belom terlalu berasa suasanan Kampung Naga yang sebenarnya ^ ^

      @Nurul, Kapan2 mari main kemari.....

      BalasHapus
    4. jd guide kapan2 andin, kalo kami mo ke sana:)virgin village:)

      BalasHapus
    5. wah kereeen. bikin mata seger pagi2 liat yangindah2 ^^

      BalasHapus
    6. waaaah jadi pengen ke kampung naga.. kereeeen :)

      BalasHapus
    7. @k che, siyap k! insyaallah...

      @first gamut, Irma Devi Santika, makasih... ayo berkunjung kesana ^ ^

      BalasHapus
    8. Wew! menarik sekali pengalamannya... eh, betewe kenapa itu dinamakan kampung naga? ada asal muasalnya kah?

      BalasHapus
    9. waah inget awal semester nh k kampung naga, melewati bnyk tangga, pas menuju k permukimanny oke krn tangga menurun tp pas balik beeuuuh menanjak booo, hehe,tp mmg seru dn ramah2.. sejuk dan selalunya hujan

      BalasHapus
    10. wah,, jadi pengen kesana nih.
      oh iya, mau tanya. kalo transport dari terminal tasik tau gak yah?? thanks nih infonya..

      BalasHapus
    11. @iren, kerena saya pulang dari kampung naga ke bandung naik bis yang dari tasik.
      jadi mungkin kalo dari terminal tasik, naik aja bis yang menuju garut/bandung lewat singaparna. trus minta turun di kampung naga..

      BalasHapus

    Menurut kamu gimana? ^____^