Sabtu, 23 Juni 2012

Behind the Thesis Work, Part 2: Berkoloni


Sejak awal tahun, jalan rame-rame memang sudah jadi kebiasaan. Intensitasnya meningkat ketika petengahan akhir semester tiga, dan semester tesis ini menjadi sesuatu yang diperlukan untuk menjaga kesegaran otak agar tetap waras.

Dimulai dari menghadiri Diskusi dan Presentasi Arsitektur tiap malam minggu di tempat-tempat yang menarik.

Lalu sempat membuat film untuk diikutkan dalam kompetisi film pendek 1 menit dengan tema Global Warming. Pada Mei lalu, kami diundang ke Jakarta karena film kami masuk 10 besar kategori non animasi, yah walaupun g menang.

Meramaikan ruang studio lantai 6 dengan memilih mengerjakan tesis di sana daripada di kost-an.
Beberapa minggu setelah awal semester tesis dimulai, Iir menginisiatifkan untuk  jogging tiap pagi di Saraga (Sasana Olahraga Ganesa), disambut dengan sangat baik oleh Ita yang memang suka olahraga sebagai bagian dari program dietnya, dan teman-teman se kost Iir, Nabil, Arul yang merasa perlu juga untuk olahraga. Saya mengajak Wawa, tapi hanya tiap akhir pekan saja, Kay ikut bergabung beberapa minggu kemudian, dan akhir2 ini, Diki si manusia kalong dengan ajaib juga mulai muncul di arena lari. Mark juga mulai tertarik untuk ikut lari meskipun belum setiap pagi.

Mulai sebulan yang lalu, begitu mendengar Program BCCF, program kampung Kreatif Pak Emil, Kay, Saya, Riri dan Yulia penasaran untuk hadir dalam salah satu pertemuannya. Lalu terlibatlah kami dalam menggarap desain instalasi urban garden untuk beberapa titik kampung. Wawa dan Ita melibatkan diri lebih serius dalam desain daripada yang lain. Kami bekerja sama dengan Kang Rahmat, sang Advokator kampung. Proyek pertamanya adalah Dago Pojok, selama tujuh tahun kang Rahmat mengadvokasi dan menginisiasi kampong ini, hasilnya, masyarakat sadar akan pengembangan potensi kampung, dan lukisan mural dinding meramaikan suasana kampung ini.

Studio kami semakin berwarna setelah pada suatu hari Pak Hanson mengunjungi studio dan menanyakan apa yang kami butuhkan. Dispenser manis berwarna pink segera menjadi pilihan, karena sore-sore biasanya Nabil, Kay, Ita, Videl suka sekali minum secangkir kopi panas. Dispensernya juga kami beli beramai-ramai malam itu juga.

Pindah kost juga mungkin menjadi bagian dari kebutuhan untuk berkoloni. Awal semester tesis, Nabil pindah kost bergabung dengan koloni Siliwangi (Iir, Arul, Diki), saya, didukung oleh seluruh keluarga kemudian memilih bergabung dengan koloni riset Kanayakan (Wawa, Putri, Yulia, Jojo), dan Martha entah sejak kapan menjadikan kostnya hanya sebagai official address dan menjadikan tempat tinggal tetapnya bersama koloni ibu-ibu Setiabudi (Ami, Dara, Riri). Kay, Ita, Wulan, walaupun tetap tinggal di kost masing-masing, tapi tetap selalu melibatkan diri dalam agenda koloni ini.

Moment ulang tahun jadi moment penting. Yang saya ingat mulai dari awal tahun pertama, tiap yang ulang tahun kami beri kejutan cake coklat. Semakin medekati akhir tahun ke dua, moment ini jadi makin kreatif aja, selain makan-makan, ada ide2 spesial yang kami selipkan. Mulai dari ulang tahun ami di awal tahun lalu, trus ulang tahun saya yang dirayakan di hutan BakSil. Yang paling sibuk adalah bulan April dan Mei lalu, ada banyak banget yang ulang tahun. Ulang tahun Martha dan Iir yang digabung jadi satu di Bakmi Jowo, trus ulang tahun Arul dan Videl yang maunya tidak biasa, jadi kita rayakan ramai2 di panti asuhan, tapi malam sebelumnya tepat jam 12 malam, kami mengadakan kekacauan di kost Arul.  Trus wawa, yang rencananya pengen kami beri kejutan masak2, tapi malah tertangkap basah didepan pintu kostnya sedang bawa panci dan talenan. Ada mark yang kue ultahnya dari tumpukan J-Co mini, terkahir ultah Nabil yang dirayakan pada malam sebelumnya dengan cake kembang api.

Kegiatan yang paling baru, adalah Mural di Kampung Kreatif Dago Pojok. Kalo untuk yang ini akan saya ceritakan di bagian tersediri.

Hal-hal kecil yang kami lakukan bareng juga banyak, makan malam, nonton, sarapan, keliling kota, pagi ataupun sampai tengah malam (kalo yang ini saya jarang ikut), makan ice cream ditempat yang jauh yang belum pernah dikunjungi, olahraga CFD sarapan, sampai puasa senin kamis bareng, dan yang paling membahagiakan adalah solat berjamaah bareng.

Inilah gambaran kelakuan mahasiswa Tesis Arsitektur ITB jaman sekarang.

Lalu mengerjakan thesisnya dimana??
Nah, itu dia masalahnya gas.. :D

*I can’t imagine how do I live without you guys